Cerita Dewasa Cewek Doyan Pejuh

Cerita Dewasa Cewek Doyan Pejuh - Kakakku Heppy wajahnya cukup cantik mirip dengan bintang film dari Hongkong atau Taiwan. Kulitnya putih mulus, karena memang kami adalah dari keluarga keturunan chinese. dengan tinggi di atas 160 cm bobot 50 kg, tubuhnya cukup ideal untuk seorang gadis remaja.



Cerita Dewasa Cewek Doyan Pejuh

Sehingga tidaklah mengherankan kalau teman-teman cowoknya banyak yang mendekatinya. Bahkan yang menyukainya tidak hanya cowok keturunan chinese saja. Banyak pula teman-teman kuliah cowoknya yang pribumi juga terang-terangan mendekatinya. di kampusnya memang antara pribumi dan non pribumi jumlahnya seimbang.

Namun Heppy tidak menanggapinya, karena sebetulnya Heppy telah mempunyai pacar yang pada waktu itu sedang kuliah di Amerika. Selain aku dan Heppy, rumah tersebut juga dihuni oleh seorang pembantu perempuan dan seorang sopir pribadi yang rutin bertugas mengantar kami sekolah dan kuliah. Sopir kami bernama Udin. Sebelumnya ia bekerja sebagai tukang ojek.

Beberapa saat sebelum terjadi peristiwa tersebut, sebenarnya aku telah mempunyai firasat yang kurang mengenakkan mengenai Udin. Beberapa kali aku memergoki Udin sedang menatap dengan tajam bagian tubuh tertentu dari Heppy, jika kebetulan Heppy sedang tidak menyadarinya.

Memang kadang-kadang jika berada di rumah dan sedang santai, Heppy sering mengenakan baju rumah yang cukup ketat. Apalagi setelah pembantu perempuan kami pulang ke desanya, karena ada salah satu anggota keluarganya yang sedang sakit keras, kadang-kadang Heppy hanya sendirian dengan Udin di dalam rumah karena jam sekolahku berbeda. Tetapi untungnya pada malam hari Udin tidak menginap di rumah kami.
Suatu malam saat aku dan Heppy sedang santai menonton TV di ruang tamu, tiba-tiba Udin muncul bersama dua orang temannya tukang ojek yang biasa beroperasi di sekitar daerah itu. Udin rupanya telah lama berniat akan merampok rumah majikannya tersebut, karena hanya Nico dan Heppy saja yang tinggal di rumah itu.

Untuk melancarkan rencana tersebut, Udin telah mengontak 2 orang temannya yang bekas sesama tukang ojek, untuk membantunya melaksanakan maksud tersebut. Pada hari dan waktu yang telah ditentukan mereka melaksanakan rencana tersebut, karena itulah mengapa tiba-tiba mereka muncul malam itu di rumah kami.

Sambil mengancam dengan pisau, mereka memaksa kami untuk menunjukan barang-barang berharga dan uang yang disimpan dalam lemari. dengan ketakutan Heppy menyerahkan barang-barang berharga milik kami seperti uang, arloji, handphone, dll. Mereka kemudian masuk ke kamar Heppy untuk mengambil perhiasan dan barang-barang berharga lainnya.

Melihat kegarangan mereka hati kami menjadi ciut. Kami berdoa dalam hati biarlah barang-barang tersebut diambil asalkan kami tetap selamat. Setelah selesai mengambil semuanya, tiba-tiba salah seorang teman Udin berkata:

“Eh, ngomong-ngomong cewek ini boleh juga ya. Mending kita sikat saja sekalian.”, “Iya nih. Wajahnya cakep dan kulit mukanya putih, nggak tahu kalau bagian tubuh yang lainnya”, kata yang lain sambil memandang kakakku dengan tersenyum-senyum.

“Wah, bener juga kata lu. Susunya montok tuh, ngelihatnya saja sudah bikin orang ngaceng…, kita bisa pesta nih. Mimpi apa kita semalam.
Apalagi kita belum pernah ngerasain amoy. Yuk dah, kita garap rame-rame”, timpalnya lagi.

Saat itu kakakku baru pulang setelah pergi bersama temannya dan mengenakan kaos berwarna merah yang cukup ketat. Udin segera mendekati Heppy yang berdiri ketakutan di pinggir tembok. Tangannya dengan cepat meraba-raba pipi Heppy yang putih mulus, sambil ia berkata pada teman-temannya,

“Cewek manis ini, namanya Heppy. Aku sendiri sebenarnya sudah lama pengen ngerasain dia. Apalagi dia suka banget pake pakaian yang bikin orang terangsang. Hari ini kita bakalan puas deh”. dengan segera Heppy menampik tangan Udin dan sambil menatap wajahnya dengan menguatkan hatinya, Heppy mencoba menggertak Udin, “Kurang ajar kamu yah.

Aku ini kan majikanmu, tega benar kamu hendak berbuat kurang ajar padaku!” Bukannya takut Udin malah makin berani, sahutnya, “Aku memang kacungmu yang biasa diperintah-perintah, tapi kali ini kamulah yang akan menuruti kemauan kami”, kata Udin.

Tiba-tiba kedua tangannya dengan cepat meraih payudara Heppy dan segera meremas-remasnya dengan ganas. Heppy yang telah tersandar pada tembok, tidak dapat mengelaknya, “Adduhhhh…, jangaaann…!”, jeritnya kaget mendapat perlakuan kasar dari Udin tersebut.

Melihat itu akupun menjadi emosi, seketika kuterjang Udin dan memukulinya. Tapi mereka kemudian mengeroyokku dan memukuliku sampai babak belur. Sementara Heppy menjerit-jerit menyaksikan aku dipukuli oleh bajingan-bajingan itu.
“Kamu jangan macam-macam kalau tidak ingin kami bunuh!” hardik Udin sambil menampar mukaku. “Jo, ikat dia. Biar dia ngeliat kita ngerjain kakaknya”, kata Udin memerintah temannya.

Kemudian mereka menyeretku ke kamar Heppy dan mengikatku di kursi dekat ranjangnya. Setelah itu mereka menggotong Heppy yang terus memberontak, kedalam kamarnya dan melemparnya ke atas tempat tidurnya.
“Heppy, dengar baik-baik, kalian akan kuampuni kalau kamu mau menuruti kemauan kami. Kalau kamu melawan, adikmu akan kubunuh dan kau pun akan kubunuh setelah kami puas menikmatimu. Saat ini tidak ada yang dapat menolong kalian”, kata Udin.

Sementara karena ketakutan diancam hendak dibunuh, akhirnya Heppy tidak berani berteriak keras-keras dan pasrah dengan nasibnya. Segera dengan tidak membuang-buang waktu mereka langsung mendekati Heppy yang masih terkapar di atas tempat tidur dan mulai mengerubutinya.
Udin langsung mencium muka Heppy, mula-mula hidung dan pipinya dijilat-jilatnya, seakan-akan sedang menikmati betapa licin dan mulusnya pipi Heppy tersebut, akhirnya bibir Heppy dilumatnya dengan ganas.

Sementara kedua tangannya tidak tinggal diam, dengan nafsu meraba-raba buah dada yang mulus padat itu, kemudian meremas-remasnya dengan sangat bernafsu. dari mulut Heppy hanya terdengar jeritan lirih,
“Aaagghhh…., aaggghhh…, jaangaannn…, jannngaannn…, aaammmpunnnnn…, aammmppunnnnnn…!”, “…Jaaanngaaannn…, peerrkoossssaaaa…, saaayyaaaaa…!”, akan tetapi sambil tertawa-tawa Udin berkata,
“Tenang saja, nanti juga lo akan merasa keenakan, niiihhhh…, gimana rasanya, enak khan pijitanku. Susumu benar-benar nikmat”, katanya sementara aktifitas kedua tangannya tetap masih meremas-remas payudara Heppy.

Badan Heppy menggeliat-geliat, tapi dia tidak dapat menghindar karena kedua teman Udin masing-masing memegang kaki dan tangannya erat-erat sambil tertawa-tawa. Lalu mereka tidak mau kalah dengan Udin, salah seorang di antaranya yang memegang kedua kaki Heppy, langsung menyingkap dan menarik lepas rok Heppy, sehingga terlihat celana dalam merah muda dan kedua belah paha Heppy yang putih mulus.
Kemudian sambil menduduki kedua kaki Heppy, kedua tangan orang tersebut segera mengelus-elus kedua paha Heppy yang sudah setengah terpentang itu dengan bebas. Tangannya mula-mula hanya bermain-main di kedua paha, naik turun, tapi akhirnya secara perlahan-lahan mulai mengelus-elus belahan di antara kedua pangkal paha Heppy yang masih ditutupi CD itu.

Tidak cukup sampai di situ, bahkan salah satu jari tengahnya dimasukan ke celana dalam Heppy dan dipaksakan masuk kedalam kemaluan Heppy yang masih sangat rapat itu.
Badan Heppy hanya bisa menggeliat-geliat saja dan pantatnya bergerak menggeser ke kiri ke kanan mencoba menghindari tangan-tangan yang menggerayangi paha dan kemaluannya itu. dari mulutnya tetap terdengar jeritan”,

Jaaangannnn…, jjannngann…, aadduuhhh…, aaddduhhhhh….!” dan dari kedua matanya mengalir air mata putus asa, kepalanya digeleng-gelengkan ke kiri ke kanan, menahan rasa geli yang mulai merambat ke seluruh tubuhnya. Secara perlahan-lahan pada bagian CD-nya yang menutupi belahan liang kewanitaannya mulai terlihat membasah.

Rupanya tubuh Heppy tidak dapat menyembunyikan reaksinya atas perasaan terangsangnya menerima perlakuan tersebut. dengan kedua tangan yang dipegang di atas kepalanya dan kedua kaki diduduki dan di saat bersamaan mulutnya dilumat-lumat dengan ganas dan buah dadanya diremas-remas, serta elusan-elusan disertai sentuhan-sentuhan jari pada klitorisnya, membuat suatu sensasi yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, tiba-tiba melanda perasaan Heppy, perasaan putus asa, perasaan terhina dan ketidakberdayaan secara bersamaan menimbulkan suatu penyerahan dan kepasrahan total yang mengakibatkan suatu kenikmatan yang maha dahsyat melanda perasaan dan tubuh Heppy.

Sungguh menyakitkan memang menyaksikan peristiwa itu. dimana sebuah tubuh putih mulus dan cantik, sedang telentang lemas tanpa daya dikerubuti oleh tiga lelaki kasar sopir dan tukang ojek yang bertubuh hitam tidak terawat dengan tangan-tangan yang berkeliaran kemana-mana, benar-benar terlihat sangat kontras.

sendirrnya Udin menyobek lepas kaos yang dikenakan Heppy, sehingga sekarang Heppy hanya mengenakan BH dan celana dalam saja. Udin meraba-raba dan mengelus-elus buah dada Heppy yang masih tertutup BH-nya sambil berkata, “Wah penasaran nih pingin lihat susunya amoy”.

katanya sambil tersenyum-senyum. Kemudian dengan perlahan-lahan Udin membuka BH Heppy. dan dengan terpesona mereka menatap payudara Heppy yang sangat indah itu. Buah dada Heppy putih mulus, tidak terlalu besar, masih sangat kencang berdiri tegak dengan ujung putingnya yang coklat muda kecil, tapi terlihat sudah mengeras karena dielus-elus dari tadi.

“Wah susu Heppy sangat bagus ya!” kata salah seorang dari mereka sementara kedua tangannya mengusap-usap payudara Heppy dengan perlahan-lahan seakan-akan terpesona, karena baru sekarang dia pernah melihat buah dada indah, yang sedemikian putih dan halus itu.

“Wah putingnya coklat muda. Bikin tambah nafsu saja”, kata yang lain. “Coba lihat ukuran BH-nya, eh BH-nya Triumph ukurannya 34 C”, kata salah seorang dari mereka. Kemudian ganti Udin yang meraba-raba dan meremas-remas perlahan buah dada Heppy.

Yang seorang lagi yang dari tadi duduk pada kedua kaki Heppy, tidak mau kalah juga, segera saja CD merah muda Heppy ditarik dengan kasar sehingga sobek dan segera dicampakkannya ke pinggir, sehingga sekarang Heppy benar-benar telah berada dalam keadaan polos, telanjang bulat tanpa selembar benang pun yang melekat di tubuhnya, terkapar tak berdaya dengan tangan-tangan hitam kasar mirip tangan-tangan gurita yang sedang menggerayangi lekuk-lekuk tubuh yang molek itu.

Pada bagian bawah tubuh Heppy yang membukit kecil di antara kedua pahanya yang putih mulus itu, kemaluannya yang kecil berbentuk garis memanjang yang menggelembung pada kedua pinggirnya, tampak ditutupi oleh bulu kemaluannya yang lebat yang berwarna coklat muda. “Hehehe, lihat tuh jembutnya lebat sekali.

Aku suka sama cewek yang satu ini”. Kemudian teman Udin langsung meraba-raba dan mengelus-elus bulu kemaluannya sambil membuka kedua paha Heppy makin melebar. Terlihatlah liang vaginanya yang masih rapat.
Tangan hitam dan kasar itu segera menjamah liang yang sempit itu sambil menggesek-gesekan jempolnya pada tonjolan daging kecil yang terletak di bagian atasnya. Sementara puting susu Heppy sedang diisap-isap oleh Udin dengan lahapnya sambil sesekali mempermainkan putingnya dengan ujung lidahnya.


Sedangkan temannya yang satu lagi, yang dari tadi memegangi kedua tangan Heppy, sekarang sedang melumat mulut dan kedua bibir Heppy dengan rakus dan lidahnya dengan paksa dimasukkan ke dalam mulut Heppy dan mempermainkan lidah Heppy.
Mendapat perlakuan seperti itu, Heppy yang benar-benar telah tak berdaya, hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis lirih, “Aaaghhh…, sshhhhh…, sshhhhh…, mmhhhh….!”.

Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada Udin, “Din, kamu mulai duluan aja yah…!”, “OK…” kata Udin dengan cepat dan segera menghentikan kegiatannya untuk membuka baju sampai celana dalamnya.
Tampaklah batang kemaluannya yang telah tegang, berwarna hitam pekat, besar dengan bagian kepalanya yang bulat mengkilat dan bagian batangnya yang dikelilingi oleh urat-urat menonjol, terlihat sangat mengerikan.

Setelah selesai melepaskan seluruh bajunya, dengan cepat Udin kembali naik ke tempat tidur dan merangkak di atas badan Heppy. Udin berjongkok di antara kedua paha Heppy, yang dengan paksa dibuka melebar oleh teman Udin yang memegang kedua kaki Heppy.
Mata Heppy terlihat terbelalak melihat benda hitam besar di antara kedua paha Udin itu. Badan Heppy terlihat bergetar halus, rupanya belum-belum Heppy telah merasa ngilu pada kemaluannya membayangkan benda hitam besar itu nantinya akan mengaduk-aduk kemaluannya dengan ganas.

Dengan sebelah tangan bertumpu pada ranjang di samping badan Heppy, tangan Udin yang satunya memegang batang penisnya dan dengan perlahan-lahan digosok-gosokkannya pada bibir kemaluan Heppy. Begitu kepala penis Udin menyentuh klitoris Heppy, terlihat badan Heppy menjadi kejang dan agak berkelejotan serta dari mulutnya yang sedang dilumat oleh teman Udin terdengar suara,

“Eeehhmm…”, Udin terus melakukan kegiatannya menggesek-gesek kepala penis pada bibir kemaluan Heppy, yang akhirnya menjadi licin dan basah oleh cairan yang keluar dari penis Udin dan juga dari dalam kemaluan Heppy sendiri.
Merasakan bibir kemaluan Heppy yang telah basah itu, Udin berkata, “Oohhhh rupanya lo udah terangsang juga yaaa..!” Kemudian dengan perlahan-lahan Udin mulai menekan kepala penisnya membelah bibir kemaluan Heppy.

Mendapat tekanan dari kepala penis Udin, bibir kemaluan Heppy tertekan ke bawah dan mulai terbuka dan karena kemaluan Heppy telah basah, akhirnya kepala penis Udin mulai terbenam ke dalam lubang kewanitaan Heppy dengan mudahnya.
Disebabkan penis Udin yang sangat besar, maka klitoris Heppy ikut tertarik masuk kedalam lubang kemaluannya dan terjepit oleh batang penis Udin yang berurat menonjol itu. Hal ini menimbulkan perasaan geli dan sekaligus nikmat yang amat sangat pada diri Heppy, sehingga disertai badannya yang menggeliat-geliat, dengan tanpa sadar dari mulutnya terdengar suara, “Ooohhhhhh…”, yang panjang, mengikuti tekanan penis Udin pada kemaluannya. Kedua pahanya terlihat mengejang dengan kuat.

Merasakan hal ini, tanpa menyia-nyiakan waktu Udin langsung menekan habis rudalnya ke dalam vagina Heppy dengan ganas. “Aadduuuhh…, sakiittt…!”, terdengar Heppy menjerit saat rudal Udin itu menerobos masuk ke dalam liang vagina Heppy.
Kemudian Udin segera mendorong dengan sekuat tenaga sehingga seluruh barang miliknya amblas seluruhnya, sampai kedua pahanya yang hitam itu menekan dengan ketat paha putih mulus Heppy yang terkangkang itu.

Merasakan hal ini, tanpa menyia-nyiakan waktu Udin langsung menekan habis rudalnya ke dalam vagina Heppy dengan ganas. “Aadduuuhh…, sakiittt…!”, terdengar Heppy menjerit saat rudal Udin itu menerobos masuk ke dalam liang vagina Heppy.
Kemudian Udin segera mendorong dengan sekuat tenaga sehingga seluruh barang miliknya amblas seluruhnya, sampai kedua pahanya yang hitam itu menekan dengan ketat paha putih mulus Heppy yang terkangkang itu.

Tanpa mengenal belas kasihan, Udin mulai memaju-mundurkan pantatnya, sehingga penisnya yang besar itu, keluar masuk berulang-ulang kedalam kemaluan Heppy. Sambil melakukan itu ia berkata,
“Waahh, eenaak niih masih seret…!” Sementara kedua temannya tetap sibuk mengelus-elus dan meremas-remas payudara serta membelai-belai seluruh badan Heppy, sambil tertawa-tawa mendengar perkataan Udin.

Sementara itu terlihat vagina Heppy memerah menerima tekanan dan gesekan-gesekan dari penis Udin yang besar itu. “Waaah…, gila sempit benar niihhh, mimpi apa aku semalam”, kata Udin. Sambil terus menyetubuhi Heppy dengan ganas, Udin berkata lagi, “Hey non.., enak sekali lhhhoo, benar-benar puas aku atas servismu ini.., ha.., ha.., ha..!”

Sambil tertawa-tawa dia mengocok tubuh Heppy habis-habisan. Sementara Heppy hanya bisa merintih-rintih dan menjerit-jerit. Suara jeritannya makin lama makin lemah, diganti oleh suara mendengus-dengus, “Oohh…, oohhh…, aadduhh…, aadduuhh…!”, dan badan Heppy tiba-tiba mengejang dengan hebat sehingga bagian pinggangnya tertekuk ke atas, rupanya tanpa dapat dicegahnya, Heppy mengalami orgasme dengan hebat, ada beberapa detik lamanya badannya tersentak-sentak dan akhirnya Heppy terkulai dengan lemas dengan kedua kakinya terkangkang lebar. Benar-benar Heppy mengalami kenikmatan yang hebat yang tidak terelakkan walaupun sebenarnya itu bertentangan dengan kemauannya, membuat pikirannya serasa melayang-layang.

Sekarang Udin memegang kedua pinggul Heppy dan menariknya keatas, sehingga pantat Heppy tidak terletak pada kasur lagi. dengan posisi ini Udin dengan leluasa menancapkan penisnya dalam-dalam ke lubang kemaluan Heppy dengan tanpa halangan. Sambil pantatnya dimajumundurkan, sekali-sekali Udin menekan pantat Heppy rapat-rapat ke tubuhnya dan memutar-mutar pinggul Heppy, sehingga kemaluan Heppy mengocok-ngocok penis Udin yang terbenam habis di dalamnya.
Terlihat bahwa tubuh Heppy menggeliat-geliat dan bergerak-gerak mengikuti gerakan Udin. dan saking kerasnya dorongan pantat Udin menekan pinggul Heppy, kedua payudara Heppy mengikuti goyangan tersebut dengan bergerak-gerak berputar-putar.

Sementara mulut Heppy mendesah setiap kali Udin menekan penisnya dalam-dalam ke lubang kemaluannya. “He.., he.., he.., akhirnya lo takluk juga yaa? Kalau nggak gini kan kamu nggak tahu enaknya yang sebenarnya!” kata Udin tanpa berusaha menghentikan aktifitasnya.
Kedua teman Udin menyaksikan hal tersebut sambil tertawa-tawa. “Lihat susunya berputar-putar”, katanya. Kemudian akhirnya mereka semua menanggalkan pakaiannya masing-masing sehingga akhirnya keempat orang di ranjang tersebut semuanya telanjang bulat. Tubuh Heppy yang putih mulus tersebut tampak kontras dengan tubuh hitam ketiga lelaki yang sedang menggumulinya.

Sementara Udin menikmati kemaluan Heppy sambil meremas-remas kedua payudaranya, yang lainnya juga ikut menggesek-gesekkan penisnya pada tubuh Heppy. Bahkan salah seorang di antaranya memasukkan penisnya ke mulut Heppy, memaksa Heppy untuk melakukan oral sex.
Pada saat yang bersamaan, Udin memerintahkan Heppy untuk melakukan pijit ala Thai yaitu memijat dengan kedua payudaranya. Heppy yang telah takluk dan pasrah itu, hanya bisa menuruti kemauannya dengan menekan dan menggesek-gesek susunya ke seluruh tubuh Udin.

Sambil tertawa puas Udin berkata, “Wah, baru kali ini aku ngerasain dipijat sama susu amoy. Rasanya lebih enak daripada di Kramat Tunggak”. Tak lama kemudian Udin mengalami ejakulasi dan menumpahkan seluruh spermanya ke dalam vagina Heppy.
Tampak ia terengah-engah. Setelah itu giliran rekan Udin satunya, Jo yang merasakan vagina Heppy. Mula-mula ia melakukannya dalam posisi Heppy terduduk lalu dalam posisi doggy style. Sambil melakukannya ia menepuk-nepuk payudara Heppy yang bergerak-gerak.

Sementara ia melakukan itu, teman satunya yang berambut Gondrong berada di depan Heppy, memaksanya untuk memasukkan penisnya ke dalam mulut Heppy, sehingga akhirnya Heppy terpaksa mengulum penisnya. Goyangan orang yang di belakang menggerakkan seluruh tubuh Heppy sehingga si Gondrong di depan jadi merem melek nikmat karena penisnya dikocok oleh mulut Heppy.
Selang sesaat mereka berganti posisi, si Gondrong yang mulanya dikulum sekarang berganti menikmati vagina Heppy sementara Jo dikulum penisnya. Setelah itu ia berdiri dan menyuruh Heppy untuk berlutut di depannya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Heppy.

Heppy diperintahkan mengulum dan menjilati penisnya seolah-olah seperti permen lolipop. Ketika Heppy melakukannya, ia berkacak pinggang dan tertawa-tawa. Sementara itu si Gondrong asyik meraba-raba dan menggesek-gesek klitoris dan bibir vagina Heppy, sehingga hal ini membuat badan Heppy menggelinjang-gelinjang dan dari mulutnya yang tersumbat penis Jo, terdengar erangan tertahan,

“Eehhmm…, eehhhmmm..”, setelah itu kedua tangan Jo yang semula berkacak pinggang, mulai meremas-remas buah dada Heppy yang tergantung bebas itu. Setelah puas dengan permainan itu, kemudian mereka menelentangkan Heppy di atas ranjang dan lelaki yang Gondrong menggesek-gesekkan penisnya ke buah dada Heppy dan kemudian dia menduduki dada Heppy dan menjepitkan penisnya diantara kedua gundukan daging kenyal tersebut, sambil mendorong pantatnya maju mundur, sehingga penisnya menggesek-gesek di antara kedua gundukan buah dada Heppy tersebut.

Kemudian mereka berganti posisi lagi. Kali ini giliran si Gondrong yang memasukkan penisnya ke dalam vagina Heppy. Ia melakukannya pada Heppy yang dalam posisi tidur miring. Sementara itu Jo bersimpuh di depan wajah Heppy dan lagi-lagi memasukkan penisnya ke dalam mulut Heppy.
Kemudian ganti Jo yang memasukkan barangnya ke dalam kemaluan Heppy. Pada saat akan ejakulasi, ia mengeluarkan penisnya dan memuncratkan air maninya di payudara Heppy. Si Gondrong berkata, “Eh, sialan lu padahal gua mau ngemut susunya. Eh lu semprot dengan peju lu”.

Mendengar itu, mereka semua pada tertawa. Setelah itu Jo ‘meratakan’ spermanya ke seluruh bagian dada Heppy, sehingga tubuh Heppy menjadi basah mengkilap oleh spemanya. Akhirnya kembali si Gondrong yang menikmati Heppy.
Ia melakukannya dalam posisi duduk sementara Heppy telentang di depannya. Ia merentangkan kedua paha Heppy lebar-lebar dan memegangi pinggulnya sementara ia memasukkan penisnya ke dalam kemaluan Heppy.
Setelah itu ia memasukkan penisnya ke mulut Heppy yang duduk di depannya. Pada saat akan ejakulasi, ia menyemprotkan air maninya ke muka dan rambut Heppy dan melapnya ke seluruh bagian muka Heppy. Kemudian ia menyuruh Heppy untuk menjilati sisa sperma di batang penisnya sampai bersih.

Setelah itu kembali Udin meminta Heppy mengulum penisnya sampai ia mengalami ejakulasi kedua. Pada saat ejakulasi, ia menumpahkan seluruh spermanya di dalam mulut Heppy, sehingga Heppy terpaksa menelan seluruh sperma yang dikeluarkannya. Setelah itu Udin memerintahkan Heppy menjilati sisa sperma di penisnya sampai licin mengkilat. dengan demikian maka akhirnya puaslah sudah ketiga laki-laki bejat tersebut menikmati tubuh mulus Heppy.

Sambil tertawa-tawa si Gondrong berkata, “Kita puas deh hari ini. Kamu memang dapat memuaskan laki-laki. Kami semua senang bisa menikmati kamu”, “Kamu tentunya puas juga khan merasakan nikmatnya kontol-kontol kami.
Gimana rasanya, enak khan dinikmati oleh supir dan tukang ojek..!”, kata Udin. “Gila nih cewek. Cakep-cakep gini ternyata suka nenggak peju”, timpal Jo. Mereka semua tertawa mendengar perkataan Jo.

“Ayo ah kita cabut. Kita udah puas nih. Terima kasih ya atas barang-barangnya serta ‘bonus istimewanya’”, kata Udin. Setelah puas akhirnya mereka membawa barang-barang jarahannya dan meninggalkan Heppy dalam keadaan lemas dan telanjang bulat serta menangis terisak-isak.
Masih terlihat bekas cairan air mani belepotan di seprei. Sejak saat itu Udin dan kawan-kawannya menghilang dari daerah itu. Untunglah Heppy orangnya cukup tegar. Setelah menjalani terapi dengan dokter ahli, Heppy akhirnya secara perlahan-lahan dapat sembuh dan dapat melupakan peristiwa tragis itu.
Setelah cuti satu tahun Heppy melanjutkan kuliahnya lagi. Ia juga dapat bergaul dengan teman-temannya seperti sebelumnya. Hal yang paling menguntungkan adalah Heppy tidak hamil oleh peristiwa itu. Walaupun satu hal yang tidak dapat disangkal lagi adalah bahwa Heppy pernah diperkosa, hal ini kami rahasiakan, hanya keluarga terdekat kami saja yang mengetahuinya