Skandal menikmati Tubuh Fitri Gratis

Kumpulan Cerita Sex Dewasa, Cerita Seks, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Sedarah Dengan Tante, Cerita Panas Mesum Dengan Adik, Cerita Nakal Porno XXX, Cerita Perawan ABG, Cerita Pemerkosaan Anak Sekolah, Cerita Hot Zaman Now Yang Lagi Viral, Baiklah kali ini saya akan berbagi artikel tentang cerita yang akan membuat anda terkesan dan teransang, cerita kali ini dengan judul Skandal menikmati Tubuh Fitri Gratis semoga dengan judul tersebut anda bisa senang untuk berkunjung lagi dengan blog sex ini, selamat membaca dan berpesta pora dengan tema ngesek.

Seorang Mahasiswi yang berada di Jakarta saat ini berumur 23 tahun namanya Fitri tubuhnya dia terawatt dengan tinggi 167 cm berat badan 56 kg, rambutnya hitam lurus payudaranya bundar montok berkisar 34 B, dengan kulitnya yang putih dia sungguh cantik sekali, tidak heran dosen dan teman cowonya tertarik padanya.

Skandal menikmati Tubuh Fitri Gratis

Pada suatu hari Fitri terpaksa harus pulang sendiri agak malam dari kampusnya, karena ia harusmenyelesaikan tugasnya di laboratorium. Ketika dia sedang menunggu lift dari lantai 8, tiba-tiba Anto temannya datang.

“Hai, Fitri.. mau pulang nih..?”
“Iya..”
“Bareng yuk turunnya..!” ajak Anto.
“Boleh..” tanpa rasa curiga Fitri mengiyakan.
Nampaknya malam itu benar-benar sepi di kampusnya, hanya tinggal beberapa orang saja terlihat di tempat parkir di bawah. Ketika pintu lift terbuka, mereka berdua pun masuk. Saat berada di dalam lift, tiba-tiba sebuah benda keras menghantam tengkuk Fitri dari belakang, membuatnya langsung tidak sadarkan diri.

“Dukk..,” Fitri terbangun ketika kepalanya terantuk meja.
Dengan mata masih berkunang-kunang, dia melihat bahwa dia sedang berada di ruang kuliah di lantai 4 kampusnya. Tidak ada orang di situ. Dan ketika dia melihat jam di dinding, ternyata sudah pukul 10 malam.

Ketika Fitri mencoba bergerak, dia baru menyadari bahwa tangan dan kakinya terikat. Dia mencoba melepaskan diri namun tidak berhasil. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, dan muncullah tiga orang dari pintu itu. Dua pria dan satu wanita. Mereka semua temannya, Anto, Angga dan Shanty.
“Shanty.. tolong gue Shan.., lepasin gue.. apa-apaan sih ini..? Kalian kalo bercanda jangan keterlaluan dong..!” dengan sedikit kesal Fitri bicara dengan Shanty.
“Elo mau apa sih Nov..? Ini bukan bercanda tau..!” teriak Shanty.
“Apa maksud elo..?” Fitri mulai panik.

“Kita mau buat perhitungan sama elo, Nov..! Selama ini elo selalu jadi pusat perhatian, tapi elo terlalu sombong untuk memperhatikan temen elo sendiri. Elo tau nggak kalo temen-temen tuh banyak yang nggak suka sama elo..! Sekarang saatnya elo untuk ngasih sesuatu sama mereka..!” Shanty mendekati dan kemudian menampar pipi kiri Fitri.
“Elo mau apa sih..!” jerit Fitri.
“Gue mau liat elo menderita malam ini, Nov. Karena selama ini elo selalu mendapat segala yang elo inginkan..” kata Shanty.

Selesai Shanty berbicara, tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka kembali dan masuklah 15 orang lagi, 10 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Mereka semua temannya. Tetapi kelihatannya mereka semua senang melihat Fitri terikat tidak berdaya seperti itu.
Tiba-tiba Shanty berteriak, “Teman-teman, inilah saatnya yang kita tunggu-tunggu. Malam ini kita boleh ngerjain si Fitri sepuas kita.”

Semua berteriak kegirangan mendengar perkataan Shanty, kecuali Fitri. Bulu kuduk Fitri merinding mendengar itu, dia tidak dapat membayangkan apa yang akan mereka lakukan terhadap dirinya, ketika Anto mendekati dirinya dan melepaskan ikatannya. Walaupun ikatannya sudah dilepas, namun Fitri tidak dapat berdiri, karena kakinya lemas semua. Dia hanya dapat berlutut.

Shanty mendekati dirinya dan kemudian berteriak di telinga Fitri, “Sekarang elo harus buka baju elo satu persatu sampai telanjang di depan kita semua..! Awas kalo berani melawan..! Gue tusuk perut elo..!” ancam Shanty sambil memegang gunting di tangannya.
Tidak percaya rasanya Fitri mendengar itu, namun dia tidak berani menolak perintah Shanty, apalagi diancam dengan gunting tajam seperti itu. Akhirnya dengan tubuh gemetar, Fitri mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan melepaskannya ke lantai.

Selanjutnya dia mulai membuka kancing celana jeansnya dan menariknya ke bawah hingga sekarang Fitri hanya mengenakan BH dan celana dalam yang berwarna hitam. Rupanya hari itu Fitri memakai BH dan celana dalam yang sangat seksi.

Fitri memakai BH tanpa tali yang bagian depannya hanya menutupi setengah dari payudaranya. Dan celana dalam yang dipakai Fitri lebih mirip dengan sebuah tali yang hanya menutupi belahan vaginanya, sedangkan pantatnya sama sekali tidak tertutup.

Semua laki-laki yang berada di ruangan itu benar-benar terpesona melihat pemandangan indah di depan mereka itu. Fitri gadis tercantik di kampus itu hampir telanjang bulat, sehingga penis mereka langsung menegang semua.

Melihat itu Shanty merasa senang dan kembali memerintahkan Fitri untuk membuka BH dan celanadalamnya. Dengan tangan gemetar, Fitri meraih kait BH di belakang punggungnya dan melepaskannya, sehingga BH Fitri dengan sendirinya terjatuh ke lantai.
Ketika BH-ya sudah terlepas, payudara Fitri yang bulat langsung mengacung tegak, mengundang decak kagum semua pria di ruangan itu. Puting payudara Fitri berwarna coklat dengan lingkaran di sekitar putingnya berwarna coklat muda.

Dan saat celana dalamnya juga sudah dilepas, terlihatlah bulu-bulu kemaluan tipis yang tumbuh rapih di sekitar vagina Fitri. Fitri memang selalu mencukur bulu-bulu kemaluannya dan merawat vaginanya sendiri. Baru pertama kali ini Fitri telanjang bulat di depan orang lain dan saat ini dia berdiri dengan tubuh yang gemetar.
Shanty mendekatinya sambil mengacungkan gunting ke arahnya, dan mendorong Fitri hingga jatuh terduduk.
“Sekarang elo harus buat seneng kita semua. Elo sekarang harus masturbasi disini. Cepat, kalo nolak gue potong nanti pentil susu elo..! Sekalian olesin nih badan elo pake minyak ini..!” kata Shanty sambil memberikan baby oil kepada Fitri untuk dioleskan ke seluruh tubuhnya.

Dengan ketakutan Fitri menerima botol tersebut dan menuangkannya ke atas payudara, perut dan juga ke atas vaginanya. Kemudian Fitri mulai meraba-raba tubuhnya sendiri dan meratakan baby oil tersebut ke seluruh tubuhnya sambil tidur telentang di lantai.

Sambil menangis karena takut dan malu, tangan kirinya memijat-mijat payudaranya sendiri dan memilin-milin puting susunya, sedangkan tangan kanannya meraba-raba vaginanya yang ditumbuhi oleh rambut tipis.

Lama kelamaan Fitri mulai terangsang dan mengeluarkan suara erangan halus yang tidak dapat diatahan. Sementara itu, semua laki-laki di ruangan itu membuka bajunya hingga bugil dan mulai mengocok penis mereka sendiri sampai tegang.

Sedangkan yang perempuan, kecuali Shanty meninggalkan ruangan itu. Shanty malah membawa kamera video untuk merekam kejadian itu dan dia mengancam Fitri kalau dia berani melapor, Shanty akan menyebarkan rekaman itu ke seluruh kampus, dan bahkan ke luar kampusnya.
Tubuh Fitri kini mengkilat karena minyak yang dioleskan ke tubuhnya tadi, membuat Fitri kelihatan sangat seksi, dan ini menjadi pemandangan yang sangat menggairahkan untuk semua laki-laki di ruangan itu.

Saat Fitri semakin terangsang, Angga mendekatinya. Dengan dibantu empat orang lainnya yang memegang dan menarik kedua tangan dan kaki Fitri sehingga tubuh Fitri menyerupai huruf X, Angga berlutut di selangkangan Fitri, dan mulai mengelus-elus vagina Fitri dengan tangannya.
Sesekali jari tangan Angga mencoba menusuk masuk ke dalam vagina Fitri, membuat Fitri merinding karena rasa geli yang timbul.

Kemudian Angga mulai menjilati vagina Fitri dengan lidahnya. Aroma khas dari vagina Fitri membuat Angga semakin bernafsu menjilati vagina Fitri. Sementara itu kedua orang pria yang memegangi tangan Fitri juga ikut menikmati sebagian tubuh Fitri.

Laki-laki yang memegang tangan kanan Fitri menjilati dan mengisap puting susu Fitri yang sebelah kanan, sementara laki-laki yang memegang tangan Fitri yang sebelah kiri melakukan hal yang sama dengan payudara Fitri yang satunya.

Sambil meremas payudara Fitri dengan keras, sesekali mereka juga menggigit dan menarik puting susu Fitri dengan giginya, sehingga Fitri merasa kesakitan. Kedua orang itu juga bergantian menciumi bibir Fitri dengan kasar dan memainkan lidahnya di dalam mulut Fitri.
Setelah puas menjilati vagina Fitri, Angga kembali berlutut di selangkangan Fitri dan mulaimenggosok-gosokkan penisnya di bibir vagina Fitri. Sadar bahwa dirinya akan segera kehilangan keperawanannya, Fitri berusaha melepaskan diri sekuat tenaga, namun dia tidak dapat melawan tenaga keempat orang yang memeganginya.

Melihat Fitri yang meronta-ronta, Angga semakin bernafsu dan dia segera menghunjamkan penisnya ke dalam vagina Fitri yang masih perawan. Walaupun vagina Fitri sudah basah oleh air liur Angga dan cairan vagina Fitri yang keluar

Namun Angga masih merasakan kesulitan saat memasukkan penisnya, karena vagina Fitri yang perawan masih sangat sempit. Fitri hanya dapat menangis dan berteriak kesakitan karena keperawanannya yang telah dia jaga selama ini direnggut dengan paksa seperti itu oleh temannya sendiri.
Sementara itu Angga terus memompa vagina Fitri dengan cepat sambil satu tangannya meremas-remas payudara Fitri yang bulat kenyal dan tidak lama kemudian dia mencapai puncaknya dan mengeluarkan seluruh spermanya di dalam vagina Fitri.

Fitri hanya dapat diam telentang tidak berdaya di lantai, walaupun tangan dan kakinya sudah tidak dipegangi lagi, dan membayangkan dirinya akan hamil karena saat ini adalah masa suburnya. Dia dapat merasakan ada cairan hangat yang masuk ke dalam vaginanya. Darah perawan Fitri dan sebagian sperma Angga mengalir keluar dari vaginanya.

Setelah itu Anto maju untuk mengambil giliran. Kali ini Anto mengangkat kedua kaki Fitri ke atas pundaknya, dan kemudian dengan tidak sabar dia segera menancapkan penisnya yang sudah tegang ke dalam vagina Fitri.

Anto tidak mengalami kesulitan lagi saat memasukkan penisnya, karena vagina Fitri kini sudah licin oleh sperma Angga dan juga cairan vagina Fitri, walaupun vagina Fitri masih sangat sempit. Kembali vagina Fitri diperkosa secara brutal oleh Anto, dan Fitri lagi-lagi hanya dapat berteriak kesakitan.
Namun kali ini Fitri tidak berontak lagi, karena dia pikir itu hanya akan membuat teman-temannya semakin bernafsu saja.

Tiba-tiba Anto mencabut penisnya dan dia duduk di atas dada Fitri. Anto mendempetkan kedua buah payudara Fitri dengan kedua tangannya dan menggosok-gosokkan penisnya di antara celah kedua payudara Fitri, sampai akhirnya dia memuncratkan spermanya ke arah wajah Fitri.

Fitri gelagapan karena sperma Anto mengenai bibir dan juga matanya. Setelah itu Anto masih sempat membersihkan sisa sperma yang menempel di penisnya dengan mengoleskan penisnya ke payudara Fitri. Kemudian Anto menampar payudara Fitri yang kiri dan kanan berkali-kali, sehingga payudara Fitri berwarna kemerahan dan membuat Fitri merasa kesakitan.

Selanjutnya dua orang, Leo dan Reza maju. Mereka kini menyuruh Fitri untuk mengambil posisi seperti merangkak. Kemudian Leo berlutut di belakang pantat Fitri dan mulai mencoba memasukkan penisnya ke lubang anus Fitri yang sangat sempit. Membayangkan kesakitan yang akan dialaminya,

Fitri mencoba untuk berdiri, tetapi kepalanya dipegang oleh Reza yang segera mendorong wajah Fitri ke arah penisnya. Kini Fitri dipaksa mengulum dan menjilat penis Reza. Penis Reza yang tidak terlalu besar tertelan semuanya di dalam mulut Fitri.

Sementara itu, Leo masih berusaha membesarkan lubang anus Fitri dengan cara menusuk-nusukkan jarinya ke dalam lubang anus Fitri. Sesekali Leo menampar pantat Fitri dengan keras, sehingga Fitri merasakan pantatnya panas.

Kemudian Leo juga berusaha melicinkan lubang anus Fitri dengan cara menjilatinya. Fitri merasakan sensasi aneh yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya saat lidah Leo menjilati lubang anusnya. Tidak lama kemudian Fitri kembali menjerit kesakitan. Rupanya pertahanan anusnya sudah jebol oleh penis Leo yang berhasil masuk dengan paksa.

Kini Leo memperkosa anus Fitri perlahan-lahan, karena lubang anus Fitri masih sangat sempit dan kering. Leo merasakan kesakitan sekaligus kenikmatan yang luar biasa saat penisnya dijepit oleh anus Fitri.

Saat Fitri berteriak, kembali Reza mendorong penisnya ke dalam mulut Fitri, sehingga kini Fitri hanya dapat mengeluarkan suara erangan yang tertahan, karena mulutnya penuh oleh penis Reza. Tubuh Fitri terdorong ke depan dan ke belakang mengikuti gerakan penis di anus dan mulutnya.
Kedua payudara Fitri yang menggantung dengan indah bergoyang-goyang karena gerakan tubuhnya. Keadaan ini terus berlangsung sampai akhirnya Leo dan Reza mencapai klimaks hampir secara bersamaan.

Leo menyemburkan spermanya di dalam anus Fitri, dan Reza menyemburkan spermanya di dalam mulut Fitri. Fitri terpaksa menelan semua sperma Reza agar dia dapat tetap bernafas. Fitri hampir muntah merasakan sperma itu masuk ke dalam kerongkongannya, namun tidak dapat karena penis Reza masih berada di dalam mulutnya.
Fitri membiarkan saja penis Reza berada di dalam mulutnya untuk beberapa saat sampai Reza menarik keluar penisnya dari mulut Fitri.

Kemudian Reza memaksa Fitri untuk membersihkan penisnya dari sperma dengan cara menjilatinya. Leo juga masih membiarkan penisnya di dalam anus Fitri dan sesekali masih menggerak-gerakkan penisnya di dalam anus Fitri, mencoba untuk merasakan kenikmatan yang lebih banyak.
Fitri dapat merasakan kehangatan sperma di dalam lubang anusnya yang secara perlahan mengalir keluar dari lubang anusnya.

Setelah Leo mencabut penisnya dari anus Fitri, temannya yang lain, Irvan, mengambil kursi dan duduk di atasnya. Dia menarik Fitri mendekat dan menyuruh Fitri untuk mengangkangi penisnya menghadap dirinya.

Irvan kemudian mengarahkan penisnya ke vagina Fitri, dan kemudian memaksa Fitri untuk duduk di atas pangkuannya, sehingga seluruh penis Irvan langsung masuk ke dalam vagina Fitri. Setelah itu, Fitri dipaksa bergerak naik turun, sementara Irvan meremas dan menjilati kedua payudara dan puting susu Fitri.

Sesekali Irvan menyuruh Fitri untuk menghentikan gerakannya untuk menahan orgasmenya. Irvan dapat merasakan vagina Fitri berdenyut-denyut seperti memijat penisnya, dan dia juga dapat merasakan kehangatan vagina Fitri yang sudah basah. Irvan tidak dapat bertahan lama,

Karena dia sudah sangat terangsang sebelumnya ketika melihat Fitri diperkosa oleh teman-temannya yang lain, sehingga dia langsung memuncratkan spermanya ke dalam vagina Fitri. Fitri kembali merasakan kehangatan yang mengalir di dalam vaginanya.

Kemudian Iwan menjepit kedua puting susu Fitri dan menariknya ke arah dadanya, sehingga kini payudara Fitri berhimpit dengan dada Iwan. Iwan benar-benar terangsang saat merasakan kedua payudara Fitri yang kenyal dan hangat menempel rapat ke dadanya.

Melihat posisi seperti itu, Shanty melepas ikat pinggangnya dan mulai mencambuk punggung Fitri beberapa kali. Walaupun cambukan itu tidak terlalu keras, namun Fitri tetap merasakan perih di punggungnya, sehingga dia berhenti menggerakkan pinggulnya.

Merasakan bahwa gerakan Fitri terhenti, Iwan marah. Kemudian dia mencengkeram kedua belah pantat Fitri dengan tangannya, dan memaksanya bergerak naik turun sampai akhirnya Fitri menggerakkan sendiri pantatnya naik turun secara refleks.

Ketika Iwan hampir mencapai klimaks, dia memeluk Fitri dan berguling, sehingga posisi mereka kini bertukar, Fitri tidur di bawah dan Iwan di atasnya. Sambil mencium bibir Fitri dengan sangat bernafsu dan meremas payudara Fitri, Iwan terus menggenjot vagina Fitri.
Tidak lama kemudian gerakan Iwan terhenti. Iwan mencabut penisnya keluar dari vagina Fitri dan segera menyemprotkan spermanya di sekitar bibir vagina Fitri. Kemudian dia menarik tangan kanan Fitri dan memaksa Fitriuntuk meratakan sperma yang ada di sekitar vaginanya dengan tangannya sendiri.
Setelah itu, seorang temannya yang lain, Eka, kembali maju mengambil giliran memperkosa vagina Fitri. Hampir sepuluh menit Eka memompa vagina Fitri dengan kasar, membuat vagina Fitri semakin terasa licin dan longgar.

Sebelum mencapai puncaknya, Eka mencabut penisnya dari vagina Fitri dan memaksa Fitri untuk menadahkan kedua telapak tangannya untuk menampung spermanya. Setelahitu, Eka memaksa Fitri untuk mengusap sperma yang ada di telapak tangannya ke wajahnya dan meratakannya seperti orang mencuci muka. Semua temannya tertawa senang melihat itu, sementara Fitri menahan jijik dan rasa malu yang luar biasa karena diperlakukan dengan hina seperti itu. Kini wajah Fitri sudah rata oleh sperma milik Eka.

Kemudian lima orang lainnya secara bergantian memperkosa Fitri di vagina, anus maupun mulut Fitri. Mereka juga meremas-remas payudara Fitri dan mencubit serta menggigit puting susu Fitri keras-keras. Kini wajah, payudara, perut, punggung, vagina dan pantat Fitri sudah penuh oleh sperma.

Bahkan kedua buah payudara Fitri kini berwarna kemerahan karena digigit dan diremas secara kasar oleh teman-temannya. Di punggung Fitri juga tercetak jalur-jalur merah akibat dicambuk Shanty tadi.
Walaupun telah diperkosa berkali-kali, namun rupanya Fitri tidak mencapai orgasme sama sekali, karena dia berusaha menahannya. Melihat itu Shanty merasa kesal dan memaksa Fitri untuk mencapai orgasme dengan cara bermasturbasi sendiri.

“Gila elo.., lagi diperkosa aja masih sombong nggak mau orgasme. Sekarang elo harus orgasme.., cepat masturbasi lagi sambil nyukur bulu elo tuh sampai bersih..!” perintah Shanty.
Shanty memberikan pisau cukur kepada Fitri dan menyuruhnya untuk mencukur bulu kemaluannya sendiri sambil bermasturbasi. Fitri tidak berani berbuat apa-apa kecuali menurut. Sambil menutup matanya, tangan kiri Fitri mulai meremas-remas payudaranya sendiri sambil meratakan sperma yang ada di payudara dan perutnya.

Sementara tangan kanannya mulai mencukur bulu kemaluannya pelan-pelan sampai habis. Fitri tidak memerlukan shaving cream lagi, karena vaginanya sudah licin oleh sperma dan juga cairan vaginanya.
Setelah selesai mencukur bulu kemaluannya sampai habis, Fitri mulai memasukkan gagang pisau cukur itu ke dalam vaginanya dan menggerak-gerakkannya keluar masuk perlahan-lahan. Vagina Fitri terasa panas dan perih saat Fitri menyentuhnya.

Rupanya dengan bermasturbasi sendiri, Fitri lebih terangsang, dan akhirnya lima menit kemudian tubuhnya tiba-tiba mengejang, kakinya menekuk dan dadanya membusung memperlihatkan kedua payudaranya mengacung tegak dengan puting susu yang mencuat keluar, menandakan bahwa Fitri sudah sangat terangsang.

Fitri mengeluarkan erangan yang tertahan sambil tangan kanannya terus menggosok vaginannya, dan tangan kirinya menjepit puting susunya sendiri. Akhirnya Fitri mengalami orgasme yang luar biasa. Tubuh Fitri kaku merasakan kenikmatan luar biasa yang menjalar di seluruh tubuhnya, dan cairan vagina Fitri mengalir keluar dengan derasnya.

Fitri tidak dapat menutupi kenikmatan yang dirasakannya saat itu, sehingga dia pun mengeluarkan suara mendesah yang keras. Bahkan dia lupa bahwa dia kini sedang diperhatikan oleh banyak orang dan untuk saat itu dia juga lupa akan kesakitan yang diderita tubuhnya.

Belum pernah sebelumnya Fitri mengalami orgasme sehebat itu, walaupun dia sering bermasturbasi di rumahnya. Ini karena sebelumnya dia belum pernah berhubungan badan, dan saat ini dia baru diperkosa beramai-ramai. Dan selama diperkosa itu, walaupun sebenarnya Fitri merasa terangsang, Fitri menahan orgasmenya sekuat tenaga dan akhirnya semua ditumpahkan saat dia bermasturbasi.

Setelah mengalami orgasme, Fitri hanya terdiam kecapaian. Kesadarannya perlahan mulai kembali lagi dan rasa sakit kembali terasa di seluruh tubuhnya. Kedua kakinya tertekuk dan mengangkang lebar memperlihatkan vaginanya yang sudah licin mengkilat tanpa ada bulu kemaluannya sehelai pun sehabis dicukur.

Di sekitar vagina Fitri terlihat bercak-bercak merah darah perawan Fitri dan juga sperma. Tangan kanannya menjulur ke samping dan tangan kirinya terlipat menutupi sebagian payudaranya. Tubuhnya licin dan mengkilat karena keringat yang membanjiri dan juga karena sperma yang diratakan ke seluruh tubuhnya.

Fitri masih menangis pelan karena sakit dan juga karena rasa malu yang menyerang dirinya. Namun Fitri juga tidak dapat menutupi kenikmatan luar biasa yang baru saja dirasakannya. Fitri tidak mampu bergerak lagi.

Namun melihat itu, nafsu teman-temannya kembali muncul dan mereka kembali maju bersamaan untuk memperkosa Fitri lagi. Kali ini Fitri tidak mampu berontak sama sekali, karena dia sudah tidak mempunyai tenaga lagi.

Dia hanya terdiam dan tubuhnya mengikuti saja gerakan pemerkosanya. Fitri seperti boneka yang sedang dipermainkan beramai-ramai. Kedua belas temannya kembali memperkosa vagina dan anus Fitri yang sudah terasa lebih longgar setelah dimasuki banyak penis berkali-kali.
Mereka juga memaksa Fitri untuk mengulum dan menjilati penis mereka, dan menelan semua sperma yang disemburkan ke dalam mulutnya. Bahkan Fitri diperkosa oleh tiga orang sekaligus yang memasukkan penisnya ke mulut, vagina dan anus Fitri secara bersamaan, sementara dua orang lainnya mempermainkan payudara Fitri.

Semua posisi yang mungkin dibayangkan dalam hubungan seks sudah dipraktekkan oleh teman-teman Fitri terhadap tubuh Fitri. Kali ini Fitri tidak kuat lagi menahan orgasmenya, dan dia mengalami orgasme beberapa kali, namun tidak sehebat yang pertama.

Setelah kedua belas orang temannya selesai memperkosa dirinya untuk kedua kalinya, Fitri akhirnya pingsan karena kecapaian dan karena kesakitan yang menyerang seluruh tubuhnya terutama di vagina, anus dan juga kedua buah payudaranya. Fitri telah diperkosa secara habis-habisan selama tiga jam lebih oleh dua belas orang temannya sendiri. Dan semua kejadian itu direkam oleh Shanty.
Ketika Fitri terbangun, dia menyadari bahwa dirinya terikat ke tiang listrik dalam keadaan berdiri di tempat parkir kampusnya yang terbuka. Saat itu keadaan masih gelap dan masih belum ada satupun orang maupun mobil yang datang.

Kedua tangan Fitri terikat ke belakang dan kedua kakinya juga terikat ke tiang listrik. Tubuhnya masih telanjang bulat tanpa selembar benang pun dan dia tidak dapat bergerak sama sekali. Ketika Fitri mencoba berteriak, dia baru sadar bahwa mulutnya ditutupi oleh lakban, sehingga dia tidak dapat mengeluarkan suara sama sekali.

Vagina dan kedua puting susu Fitri juga ditempeli oleh lakban. Di dadanya tergantung kertas yang bertuliskan Silakan Nikmati Tubuh Saya. GRATIS. Ttd: FITRI.
Fitri membayangkan bagaimana malunya dirinya kalau nanti orang-orang datang dan melihat keadaan dirinya yang telanjang bulat dan belepotan darah serta sperma kering.

Dia bahkan tidak dapat membayangkan bagaimana kalau nanti orang yang datang membaca dan menuruti tulisan di kertas itu, kemudian memperkosa dirinya.
Tidak lama kemudian, dia melihat tujuh orang datang. Rupanya mereka satpam dan tukang parkir kampusnya. Fitri berusaha minta tolong dan mereka akhirnya datang menghampirinya. Fitri sedikit merasa lega, karena dia berpikir pasti mereka akan menolongnya.

Namun ketakutan Fitri menjadi kenyataan, karena bukannya bantuan yang diberikan, ketujuh orang itu malah ingin menikmati tubuh Fitri di tempat parkir itu. Sebelumnya seorang satpam menarik lepas dengan paksa lakban di vagina, puting susu dan mulut Fitri, membuat Fitri kembali merasakan kesakitan. Kini vagina dan puting susu Fitri kembali terbuka dan dapat dilihat oleh orang.
“Wah, inikan si Fitri, cewek paling cantik di kampus. Ngapain dia telanjang-telanjang begini di tempat parkir..?” kata salah satu dari mereka.

Dan orang lainnya menyahut, “Gile.., bodinya seksi banget. Gimana kalo kita cicipin aja bodinya sekalian. Liat tuh.., memeknya bersih nggak ada bulunya.”
“Iya nih, kita perkosa aja yuk sekalian.. lagian dia yang minta diperkosa, liat aja tulisan di kertas itu.”
“Ayo cepet kita perkosa aja.. Gue belum pernah ngerasain punyanya cewek kuliahan nih..!”
Fitri hanya dapat menangis dan memohon, “Tolong Pak, lepaskan saya.. jangan perkosa saya lagi, sudah cukup penderitaan saya..”

Namun mereka tidak peduli dengan rintihan Fitri dan tetap melancarkan aksinya.
Mereka tertawa bahagia dan mulai membuka baju dan celananya masing-masing. Melihat itu Fitri hanya dapat pasrah dan berharap mereka tidak menyakiti dirinya lagi. Tidak mungkin baginya untuk berteriak minta tolong, karena tidak ada orang sama sekali di sekitar situ. Kemudian mereka mengambil selang air dan menyemprot tubuh Fitri dengan air dingin sambil menggosok-gosoknya untuk membersihkan tubuh dan wajah Fitri dari darah dan sperma kering yang menempel di tubuhnya.

Disemprot air dingin seperti itu, Fitri terkejut dan menggigil kedinginan. Namun itu tidak lama, karena kemudian dua orang laki-laki segera melepaskan ikatan Fitri, mengangkat tubuh Fitri dan mendekapnya dari depan dan belakang. Fitri kini terjepit di antara tubuh dua orang laki-laki.
Mereka mulai memasukkan penis mereka ke dalam vagina dan anus Fitri secara bersamaan. Fitri diperkosa di vagina dan anusnya dalam posisi berdiri.

Sementara itu orang yang berada di depan Fitri menciumi bibir Fitri dengan paksa, dan orang yang berada di belakang Fitri meremas-remas kedua payudara Fitri dari belakang. Beberapa menit kemudian kedua orang itu mencapai klimaks dan menyemburkan spermanya di dalam vagina dan anus Fitri.
Orang yang memperkosa vagina Fitri menyemburkan spermanya berkali-kali di dalam vagina Fitri, sehingga Fitri dapat merasakan bahwa kini vaginanya dibanjiri oleh sperma orang itu yang sangat banyak dan tidak dapat tertampung lagi di dalam vaginanya.

Setelah itu, Fitri dipaksa berlutut dan harus berkeliling menjilati semua penis laki-laki yang berdiri mengelilinginya secara bergantian. Fitri juga terpaksa menelan sperma semua laki-laki itu satu-persatu. Setelah menjilati semua penis laki-laki yang ada di situ, Fitri kemudian diperkosa lagi di vagina dan juga anusnya.

Salah seorang diantaranya memiliki penis yang sangat besar dan panjang, sehingga ketika dia memperkosa anus Fitri, penisnya hanya dapat masuk setengahnya. Namun orang itu terus mendorong penisnya masuk ke dalam lubang anus Fitri dengan paksa, membuat Fitri meronta-ronta kesakitan.
Selain menyemburkan spermanya di dalam vagina dan anus Fitri, mereka juga menyemburkan spermanya di tubuh Fitri dan memaksa Fitri untuk meratakannya dengan tangannya sendiri. Fitri tidak pernah membayangkan bahkan dalam mimpi terburuknya, bahwa dirinya benar-benar dinikmati oleh banyak orang dalam semalam. Dan kali ini Fitri tidak dapat lagi menahan orgasmenya.
Dia mencapai orgasme sampai berkali-kali, mungkin karena satpam-satpam ini lebih berpengalaman dibandingkan teman-temannya yang memperkosanya sebelumnya

Setelah ketujuh orang itu kebagian mencicipi vagina, anus dan juga mulut Fitri, Fitri kembali diikat di tiang listrik dalam posisi semula, dan kembali ditinggalkan seorang diri dalam keadaan telanjang bulat. Tubuh Fitri kembali belepotan oleh sperma dan kulit tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri.
Sperma dan cairan vagina Fitri yang tercampur menjadi satu menetes keluar perlahan-lahan dari vagina dan lubang anus Fitri. Dari mulut Fitri juga mengalir keluar sperma yang tidak dapat ditelan lagi oleh Fitri.

Fitri hanya dapat menggigil kedinginan. Namun penderitaannya belum berakhir sampai di situ. Fitrikembali diperkosa secara bergantian oleh orang-orang yang lewat, satpam, tukang parkir, temannya, dan bahkan dua orang dosennya ikut memperkosanya.

Vagina, anus dan mulutnya dimasuki oleh penis-penis lain, dan dia dipaksa menelan sperma mereka semua. Sebagian meratakan spermanya di seluruh tubuh Fitri. Ada yang iseng mencoret-coret tubuh Fitri dengan spidol permanen dengan gambar-gambar dan kata-kata jorok.
Bahkan orang terakhir yang memperkosa Fitri memasukkan ranting pohon sepanjang 25 cm ke dalam vagina dan anus Fitri sampai berdarah-darah dan meninggalkannya di situ.

Fitri tergeletak di tanah dengan tubuh dan wajah yang kembali berlumuran oleh darah serta sperma, dan ranting pohon yang menancap di anus dan vaginanya. Payudara dan vagina Fitri terlihat memar dan berwarna kemerahan. Bulatan pantatnya juga terlihat memar dan kemerahan.
Fitri sudah tidak dapat merasakan lagi vagina dan lubang anusnya. Akhirnya Fitri kembali pingsan karena kesakitan dan kecapaian.

Total Fitri telah diperkosa oleh lebih dari 30 orang dalam semalam, sampai akhirnya dia ditolong pada jam 05:30 pagi oleh seorang dosen wanita yang melihat keadaan Fitri yang menyedihkan. Saat ditanya siapa yang memperkosa dirinya,

Fitri tidak berani menjawab, karena teringat ancaman Shanty yang akan menyebarluaskan rekaman video Fitri yang telanjang bulat sedang bermasturbasi dan diperkosa oleh banyak orang. Fitri lebih memilih bungkam. Dan setelah kejadian itu, Fitri tidak dapat bergerak sama sekali sampai berhari-hari, dan dia merasa bahwa penderitaannya masih akan terulang lagi di kemudian hari.